Jumat, 26 Agustus 2011

KHUTBAH JUM'AT:Di akhir Romadhon

Muhasabah di Akhir Romadhon

Bulan yang penuh berkah hampir berlalu. Bulan yang akan menjadi saksi & membela setiap orang yang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan ketaatan kepada Alloh atau justru menjadi saksi yang akan menghujat setiap orang yang memandang remeh bulan Ramadlan. Oleh karena itu, hendaknya diri kita masing-masing membuka pintu muhasabah terhadap diri kita. Amalan apakah yang telah kita kerjakan di bulan tersebut? Apakah faedah dan buah yang kita petik pada bulan Ramadlan tersebut? Apakah pengaruh bulan Ramadlan tersebut terhadap jiwa, akhlak dan perilaku kita?

’Ali bin Abi Thalib radliyallohu ‘anhu mengatakan, yang mewakili sahabat Nabi SAW

كُوْنُوْا لِقَبُوْلِ اْلعَمَلِ أَشَدَّ اهْتِمَامًا مِنْكُمْ بِاْلعَمَلِ، أَلَمْ تَسْمَعُوْا اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ يَقُوْلُ : [إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ [

Hendaklah kalian lebih memperhatikan bagaimana agar amalan kalian diterima daripada hanya sekedar beramal. Tidakkah kalian menyimak firman Alloh ’azza wa jalla, “Sesungguhnya Alloh hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.” (Al Maaidah: 27).” (Lathaaiful Ma’arif: 232).

Demikianlah sifat yang tertanam dalam diri sahabat. Mereka bukanlah kaum yang merasa puas dengan amalan yang telah dikerjakan. Mereka tidaklah termasuk ke dalam golongan yang tertipu akan berbagai amalan yang telah dilakukan. Akan tetapi mereka adalah kaum yang senantiasa merasa khawatir dan takut bahwa amalan yang telah mereka kerjakan justru akan ditolak oleh Alloh ta’ala karena adanya kekurangan. Demikianlah sifat seorang mukmin yang mukhlis dalam beribadah kepada Rabb-nya.

Rasulullah shallAllohu ‘alaihi wa sallam, menjelaskan:

وَلَكِنَّهُمْ الَّذِينَ يَصُومُونَ وَيُصَلُّونَ وَيَتَصَدَّقُونَ وَهُمْ يَخَافُونَ أَنْ لَا يُقْبَلَ مِنْهُمْ أُولَئِكَ الَّذِينَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ

Mereka adalah orang-orang yang berpuasa, menegakkan shalat dan bersedekah akan tetapi mereka merasa takut amalan yang telah mereka kerjakan tidak diterima di sisi Alloh. Mereka itulah golongan yang senantiasa berlomba-lomba dalam mengerjakan kebajikan.” (Shahihut Tirmidzi).

وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ

“Dan rugilah orang yang bertemu dengan bulan Ramadhan namun belum mendapatkan ampunan ketika berpisah dengannya.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi). Rasulullah SAW juga bersabda:

قَالَ لِيْ جِبْرَائِيْلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ فَقُلْتُ آمِيْنَ

"Jibril -alaihis salam- berkata kepadaku, "Semoga kecelakaan bagi seorang hamba yang didatangi oleh bulan Romadhon, namun tidak diberi ampunan", maka saya pun berkata, "Amiin". [Ibnu Khuzaimah, Al-Baihaqiy, Shohih Al-Adab Al-Mufrod]

Ibnu Rajab Al-Hanbali [Latho’if Al-Ma’arif (hal.232)] berkata, "Jika bulan Romadhon telah sempurna, maka sungguh puasa, dan sholat malam telah lengkap bagi orang beriman. Maka terjadilah baginya pengampunan dosanya yang lalu dengan sempurnanya 2 sebab itu, yaitu puasa, & sholat malamnya".

Ramadhan adalah titik tolak untuk kembali ke jalan yang lurus. Dari sana kita bangun komitmen ketaatan seumur hidup seperti ketaatan selama Ramadhan. Karena, biasanya mulai 1 Syawal, banyak orang sudah mulai meninggalkan shalat karena sibuk silaturahmi atau berekreasi, bahkan shalat shubuh tidak dikerjakan, ini seperti sifat orang munafik لَيْسَ صَلاَةٌ أَثْقَلَ عَلَى الْمُنَافِقِينَ مِنَ الْفَجْرِ وَالْعِشَاءِ

Nabi saw. selalu mengingatkan agar kita selalu istiqomah, karena ini amalan yang Paling Dicintai Alloh

Rasulullah shallAlloh u ‘alaihi wa sallam bersabda,

اِكْلَفُوا مِنَ الْعَمَلِ مَا تُطِيقُونَ، فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا، وَإِنَّ أَحَبَّ الْعَمَلِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ

“Bebanilah diri kalian dengan amal sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Alloh tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Alloh adalah amalan yang kontinu (ajeg) walaupun sedikit.” (Abu Daud, An Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah. Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’ no. 1228 mengatakan hadits ini shohih)

Maka mari kita manfaatkan kesempatan Romadhon yang tinggal sebentar ini untuk memperbanyak amalan, do’a, mengadu, dan bermunajat kepada Alloh Robbul Alamin. Semoga setitik air mata penyesalan, dan rasa takut dari dosa akan menyelamatkan diri kita dari siksa neraka yang pedih.

بارك الله لي ولكم في القرآن والسنة، ونفعنا جميعا بما فيهما من الآيات والحكمة، إنه جواد كريم

KHUTBAH KEDUA:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ الْكَرِيْمِ الْمَنَّانِ الرَّحِيْمِ ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى حَمْدًا يَدُوْمُ عَلَى الدَّوَامِ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى الْخَيْرِ وَاْلإِنْعَامِ، وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ مِنَ الذُّنُوْبِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم تسليماً كثيراً إلى يوم الدين، فيا أيها الناس، اتقوا الله حق التقوى، فبادروا عباد الله بالأعمال الصالحات، وتزودوا فإن خير الزاد التقوى أما بعد:

Setiap tahun kita menjalani ibadah Ramadhan dengan penuh semangat siang dan malam: siangnya kita berpuasa, malamnya kita tegakkan shalat malam, tetapi benarkah nuansa ketaatan itu akan terus bertahan seumur hidup kita? Atau ternyata itu hanya untuk Ramadhan? Berapa banyak orang Islam yang selama Ramadhan rajin ke masjid, tetapi begitu Ramadhan habis, seakan tidak kenal masjid lagi. Berapa banyak orang Islam yang selama Ramadhan rajin baca Al Qur’an, tetapi begitu Ramadhan selesai, Al Qur’an dilupakan tak tersentuh. Selama Ramadhan ketaatan dirangkai, begitu Ramadhan habis, semua ketaatan yang indah itu dicerai beraikan kembali. Tepatlah perkataan sebagian Ulama(Latho’if Ma’arif):

بِئْسَ القَوْمُ لاَ يَعْرِفُوْنَ اللهَ حَقًّا إِلاَّ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ

“Alangkah buruknya tingkah mereka; yang tidak mengenal Alloh melainkan hanya di bulan Ramadhan!”

Maka yang perlu dijadikan perhatian jangan sampai amal ibadah kita turut berakhir dengan berakhirnya bulan Ramadhan. Kebiasaan kita untuk berpuasa, shalat berjamaah di masjid, shalat malam, memperbanyak membaca Al-Qur’an, doa dan zikir, rajin menghadiri majelis ta’lim dan gemar bersedekah di bulan Ramadhan, mari terus kita laksanakan di luar Ramadhan. Sebagian Ahlul hikmah mengatakan,

مِنْ ثَوَابِ الْحَسَنَةِ اَلْحَسَنَةُ بَعْدَ هَا وَمِنْ عُقُوْبَةِ السَّيِّئَةِ اَلسَّيِّئَةُ بَعْدَهَا

“Diantara balasan bagi amalan kebaikan adalah amalan kebaikan yang ada sesudahnya. Sedangkan hukuman bagi amalan yang buruk adalah amalan buruk yang ada sesudahnya.”(Al Fawaa-id hal. 35).

Maka janganlah kita menjadi orang yang merayakan ‘Iedul Fitri dengan penuh suka cita tapi melupakan dan meninggalkan berbagai amalan yang telah digalakkan di bulan Ramadlan.

Jadi ketika Ied, gembira tapi tetap syukur, ibadah & janganlah merasa yakin telah terhapuskan dosa kita, tetapi kita munculkan rasa khouf dan roja’ inilah cerminan aqidah shohihah.

Sungguh PeDe sekali, Orang yang ketika Idul Fitri merasa sudah suci, Dosa-dosanya tak bersisa lagi

Dan kembali seperti bayi, Padahal puasanya hanya ikut tradisi, Shalat tarawih cuma beberapa hari

Baca Qur’an hanya sesekali, Shodaqohnya ingin dipuji, Larangan agama tak dijauhi

Lailatul Qodarpun tak peduli, Sibuk pikirkan gaji & anak-istri, Mungkinkah dosa-dosanya diampuni?

Marilah kita masing-masing ber muhasabah!!!

Terakhir, semoga Alloh menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang istiqamah di atas ketentuan-ketentuan syariat ini, menjadikan kita termasuk orang-orang yang senantiasa bergegas melaksanakan amalan shalih. dan semoga Alloh Ta’ala menghidupkan kita dengan kehidupan yang baik di dunia & akhirat dan dikumpulkan nanti di hari kiamat bersama golongan orang-orang yang shalih & muwahhid.

الَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِمْ وَطَرِيْقَتِهِمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. وارحمنا معهم برحمتك يا أرحم الراحمين. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سميع قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.

رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.

اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَصْلِحْ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِمَا فِيْهِ صَلاَحُ اْلإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ.

اَللَّهُمَ لاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لاَ يَخَافُكَ فِيْنَا وَلاَ يَرْحَمُنَا.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ تسليما كثيرا, وأخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين