Kamis, 22 Februari 2024

Nasihat

 

Ketika engkau berbuat kebaikan, ikhlaskan niatmu, biarkan berlalu, jangan selalu ingin terimakasih dari orang lain.
 

 



Allah berfirman yang Artinya:
Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya
Kalau permasalahanmu begitu besar, maka ingatlah kisah (nabi Zakaria alaihissalam) yang berkata:
aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai usia yang sangat tua?”
kepalaku telah dipenuhi uban,
(Maka) dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.
Maka Allah karuniakan beliau anak
Pentingnya memanjatkan doa pada Allah

-Dr. Ahmad Isa Al mi'shorowi

TERTUTUPNYA PINTU PETUNJUK

 

Syaqiq bin Ibrahim Al Balkhi rahimahullah berkata :” pintu petunjuk tertutup bagi makhluk yg melakukan 6 perkara :
1. Mereka sibuk dg nikmatNya namun lupa bersyukur
2. Keinginan mereka untuk selalu menuntut ilmu namun tidak mengamalkannya
3. Cepat berbuat dosa namun lambat melakukan taubat
4. Mereka tertipu saat bergaul dg orang2 shalih karena tidak mengikuti perbuatan mereka
5. Katanya mereka menjadikan dunia dibelakang namun mereka malah mengikuti kemana dunia itu pergi
6. Mereka meyakini negeri akhirat namun mereka berpaling darinya
(Syeikh Ahmad Farid, khawaatir iimaniyyah)
___
Semoga Allah menjauhkan kita semua dari perbuatan2 tsb .. Aamiin ya Rabb

Faidah: Ust. Ibnu Hasan Ath hobari

Kamis, 15 Februari 2024

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

 

Jaka Prasetya, S.Si, M.Pd

Guru Penggerak Angkatan 9.

 

Kutipan kalimat bijak:

“ Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik ” (Bob Talbert)

 

Dari kutipan di atas kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang saya pelajari adalah bahwa sebagai seorang guru kita sering dihadapkan dengan kasus dilema etika atau bujukan moral sehingga dalam mengambil keputusan guru harus menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip, serta 9 langkah untuk mengambil sebuah keputusan. Hasil akhir dari pengambilan keputusan tersebut harus berpihak kepada murid dan mengandung nilai-nilai universal.

 

Bagaimana nilai-nilai atau prinsip yang dianut dalam pengambilan keputusan dapat memberikan dampak bagi lingkungan kita ?

Jika prinsip dan nilai-nilai yang diambil sudah sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan serta berpihak kepada murid maka akan menimbulkan suasana yang tidak saja nyaman bagi guru dan murid, tetapi akan memberikan dampak yang lebih besar lagi kepada semua warga sekolah.

 

Bagaimana anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan anda ?

Sebagai pemimpin pembelajaran guru harus mengambil keputusan dalam kegiatan belajar mengajarnya yaitu berpihak pada murid. Pembelajaran yang berpihak kepada murid adalah pembelajaran berdiferensiasi. Di dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru harus memenuhi kebutuhan murid, yaitu kesiapan belajar, minat, serta profil belajar mereka. Jika pemimpin pembelajaran sudah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di dalam kelas, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan mengundang murid untuk semangat dalam belajar.

 

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki pengaruh bagaimana seorang guru mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Pratap triloka Ki Hajar Dewantara berisi :

v  Ing Ngarsa Sung Tuladha : Di depan memberikan contoh

v  Ing Madya Mangun Karsa : Di Tengah memberi semangat

v  Tut Wuri Handayani : Di belakang memberi motivasi atau dorongan

Sebagai seorang pemimpin, dalam mengambil keputusan haruslah sesuai dengan pratap triloka tersebut. Makna yang terkandung di dalam Pratap Triloka sangatlah sesuai dengan cara penerapan pengambilan keputusan karena dapat diterima oleh semua pihak. Pemimpin tidak hanya dapat memberi nasihat saja, tetapai juga harus memberikan contoh, semangat, dan motivasi atau dorongan.

 

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam di dalam diri kita jelas sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Sebagai contoh nilai kejujuran dan tanggung jawab. Ketika kejujuran dan tanggung jawab sudah tertanam,  mesti akan sejalan dengan salah satu prinsip yang kita ambil dalam suatu keputusan.

 

 

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi coaching yang telah dibahas pada sebelumnya.

Pengambilan keputusan sangat berkaitan dengan kegiatan caoching. Melalui teknik coaching, coach berusaha menggali potensi coachee dengan pertanyaan-pertanyaan yang berbobot sehingga coachee tidak terasa dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dan dapat mengambil keputusannya sendiri. Pengambilan keputusan melalui proses coaching sangatlah efektif karena coach disini hanya memandu dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang terbuka dan berbobot.

 

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Jika seorang guru sudah mampu untuk mengelola kemampuan sosial emosional dan dapat hadir secara penuh (Mainfullness) untuk mengambil suatu keputusan mesti akan menghasilkan suatu keputuan terkait dilema etika dengan baik.

 

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral adalah dengan menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan

 

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Dalam pengambilan keputusan kita harus melalui 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan sehingga berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman.

 

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan-tantangan dalam pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika secara umum terkait dengan adanya 4 paradigma yang terjadi pada dilema etika, yaitu :

1. Individu lawan kelompok (individual vs community)

2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term).

Kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan sekitar saya haruslah mulai dibentuk bahwa keputusan yang diambil disesuaikan dengan 4 paradigma tersebut sehingga semua pihak dapat terwakili.

 

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengaruh pengambilan keputusan pengajaran yang memerdekakan murid sangatlah penting. Setiap murid memiliki karakter dan kebutuhan belajar yang berbeda-beda. Untuk itu, pemebelajaran yang tepat untuk potensi murid yang berbeda-beda tersebut yang paling tepat adalah dengan menggunakan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan murid. Kebutuhan murid di sini meliputi kesiapan belajar, minat, dan profil belajar mereka. Di samping itu, pembelajaran berdiferensiasi menggunakan 3 strategi yaitu strategi pembelajaran proses, konten, dan produk.

 

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan pembelajaran dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan muridnya sangatlah benar. Dengan memutuskan pembelajaran yang berpihak kepada murid (pembelajaran berdiferensiasi) akan mengakomodasi kemampuan murid yang berbeda-beda. Setiap murid memiliki potensi sendiri-sendiri. Hal ini dapat diambil oleh seorang guru dalam merancang kegiatan belajar mengajarnya setiap hari. Pembelajaran yang mengundang dan menyenangkan akan menimbulkan ketertarikan murid dan meninkatkan semangat dalam menikutinya serta pemberian pelajaran yang esensial tidak terpaku pada buku teks akan sangat berarti dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan murid.

 

10. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Bahwa dalam setiap pengambilan keputusan haruslah bersandarkan pada protap KHD, Nilai dan peran guru, pembelajaran sosial emosional, pembelajaran berdiferensiasi, serta ketrampilan coaching.

 

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Pemahaman saya tentang dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, serta 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sudah paham, hal-hal di luar dugaan saya yaitu selama ini saya beranggapan jika mengambil keputusan adalah dengan cara yang sederhana saja, asalkan kasus dapat diselesaikan tanpa melihat dampaknya di lingkungan sekiar diterima secara positif atau negatif.

 

 

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Pernah, tetapi perbedaannya  pada waktu itu belum mengetahui apa itu perbedaan dilema etika dengan bujukan moral.

 

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Sebelum mempelajari modul 3.1 setiap mengambil keputusan caranya dengan biasa dan sederhana, tidak melihat dari bermacam-macam aspek, tetapi setelah mempelajari modul ini saya jadi akan belajar jika ada suatu kasus yang menyangkut dilema etika atau bujukan moral saya akan menerapkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, serta 9 langkah pengambilan keputusan.

 

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sangat penting , karena dalam setiap pengambilan keputusan yang kita temui tidak hanya seorang yang terlibat saja, tetapi kita juga harus melihat dampak di sekitar lingkungan kita sehingga tercipta lingkungan yang kondusif