Kamis, 21 April 2011

KHUTBAH JUM'AT: Perintah Alloh yang Paling Agung adalah Tauhid

وأعظم ما أمر الله به التوحيد

Perintah Alloh yang Paling Agung adalah Tauhid

التوحيد لغة مصدر وحَّد يُوَحِّد ، أي جعل الشيء واحداً

د. صالح بن فوزان الفوزان :أعظم ما أَمَر الله به التوحيد : هذا مُهِمُّ جِدًّا ، إن التوحيد أعظم ما أمر الله به ، كل الأوامر التي أمر الله بها كلها بعد التوحيد

Ada 3 macam pembagian Tauhid: Tauhid Rububiyah, Uluhiyah dan Tauhid Asma’ wa shifat.

1. Tauhid Rububiyah. Syaikh Utsaimin:

توحيد الربوبية وهو إفراد الله سبحانه وتعالى بالخلْق، والْمُلْك والتَدْبِير

Yaitu menyendirikan / mengesakan Alloh I dalam hal perbuatan-perbuatan-Nya, seperti menciptakan, menguasai, mengatur, dan yang lainnya dari perbuatan-perbuatan Alloh yang tidak ada sekutu dan tandingan bagi Alloh dalam hal tersebut.

Di antara maknanya adalah meyakini bahwasanya tidak ada pencipta selain Alloh I. Alloh I berfirman:

أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

“Ingatlah (ketahuilah) menciptakan dan memerintah hanyalah hak Alloh robbul ‘alamin.”[QS. Al-A'raaf: 54].

Dan dalam QS. Faathir: 3, Alloh I berfirman:

هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ

“Adakah pencipta selain Alloh yang dapat memberikan rezki kepada kalian dari langit dan bumi?”.

Makna yang lain yaitu kita meyakini bahwa tidak ada yang menguasai (memiliki) seluruh makhluk kecuali penciptanya (yakni Alloh).

Sebagaimana dalam firman-Nya ‘Azza wa Jalla:

وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ

“Dan hanya milik Alloh-lah kerajaan (kekuasaan) langit dan bumi.”[QS. Ali 'Imran: 189].

Orang-orang kafir pun mengakui macam tauhid ini. Tetapi pengakuan tersebut tidak menjadikan mereka tergolong sebagai orang Islam. Alloh I berfirman,

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ

"Dan sungguh, jika Kamu bertanya hepada mereka, 'Siapakah yang menciptakan mereka', niscaya mereka menjawab,'Alloh'." (Az-Zukhruf: 87)

Ketika Nabi e bertanya kepada Al Hushoin,

«كَم إلهًا تُعْبَد؟ » قال: (أَعْبُدُ سَبْعَة، سِتَّة في الأرض وواحد في السماء) قال: «فمَنِ الّذي تَعُدُّ لِرَغْبِك ورَهْبِك» قال: (الذي في السماء) Kepada tuhan yang mana engkau berharap dan takut?(mengadu)

Berbeda dengan orang-orang komunis, mereka mengingkari ke-beradaan Tuhan. Dengan demikian, mereka lebih kufur daripada orang-orang kafir jahiliyah.

Dalil/Argumen Secara Fitrah:

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ

“Dan (ingatlah), ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Alloh mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): ‘Bukankah Aku ini Rabb kalian?’ Mereka menjawab: ‘Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi.’ (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kalian tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Alloh)’.” (Al-A’raf: 172)

Ayat di atas dengan gamblang menerangkan bahwa setiap manusia secara fitrah mengimani keberadaan dan Rububiyyah Alloh I. Tak ada yang berpaling dari tuntutan fitrah ini melainkan karena penyimpangan yang muncul di dalam jiwanya. Nabi e bersabda:

“Tidaklah seorang anak dilahirkan melainkan di atas fitrah, kedua orangtuanyalah yang mengubahnya menjadi seorang Yahudi, Nashrani, atau Majusi.” (HR. Al-Bukhari)

Dalil/Argumen Secara Logika,

Bahwa seluruh makhluk yang berada di jagad raya ini pasti ada yang menciptakan. Tidak mungkin mereka menciptakan diri mereka sendiri. Karena sesuatu yang awalnya tidak ada tidak mungkin menciptakan dirinya sendiri. Demikian pula, mereka tidak mungkin tercipta secara tiba-tiba (ada dengan sendirinya) karena sesuatu yang baru tercipta pasti ada penciptanya.

Bagaimana mungkin alam yang sedemikian teratur rapi dengan segala rangkaian yang sangat sesuai dan keterkaitan yang sangat erat antara sebab dengan akibat dan antara sebagian wujud dengan yang lainnya, akan dinyatakan tercipta secara tiba-tiba? Sesuatu yang muncul secara tiba-tiba yang pada asalnya tercipta tanpa suatu keteraturan tidak mungkin dalam eksistensi dan perkembangannya akan terjadi keteraturan yang sedemikian rapi.

Oleh sebab itu, Alloh Yang Maha Agung mengungkap argumen yang logis ini di dalam Al-Qur`an untuk menggugah hati kaum musyrikin yang masih tertutup dari keimanan. Alloh I berfirman: (At-Thur: 35-37)

أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ (35) أَمْ خَلَقُوا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بَل لَا يُوقِنُونَ (36) أَمْ عِنْدَهُمْ خَزَائِنُ رَبِّكَ أَمْ هُمُ الْمُسَيْطِرُونَ (37)

“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun (yakni secara tiba-tiba) ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?(35) Ataukah mereka yang telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).(36) Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Rabbmu atau mereka pula yang berkuasa?” (37)

Suatu ketika seorang Arab dusun pernah ditanya, “Bagaimana engkau mengenal Rabbmu?” Dia menjawab, “Jejak menunjukkan kepada bekas perjalanan. Kotoran unta menunjukkan kepada keberadaan unta. Maka, langit yang memiliki gugusan-gugusan bintang, bumi yang memiliki lorong-lorong, dan lautan yang memiliki ombak-ombak, bukankah semua itu menunjukkan kepada Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat (yakni Alloh I)?”

بارك الله لي ولكم في القرآن والسنة، ونفعنا جميعا بما فيهما من الآيات والحكمة، إنه جواد كريم

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ، أحمد الله تعالى كثيرا و أشكره، وأستعين به وأستغفره، وأصلي وأسلم على عبده ورسوله، محمد خاتم الأنبياء والمرسلين، وقدوة المؤمنين المتقين إلى يوم الدين، أما بعد:

Penyimpangan dari Tauhid Rububiyyah

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa keumuman manusia mengakui Tauhid Rububiyyah kecuali hanya segelintir orang nyeleneh dan menyimpang. Penyimpangan dari Tauhid Rububiyyah terbagi kepada tiga jenis keyakinan:

1) Mengingkari dan kafir terhadapnya secara mutlak. Keyakinan ini dianut oleh kaum Duhriyyah sebagaimana firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala:

وَقَالُوا مَا هِيَ إِلا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلا الدَّهْرُ وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلا يَظُنُّونَ

“Dan mereka mengatakan: ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa’.” (Al-Jatsiyah: 24)

Juga dianut oleh kaum atheis/komunis yang mengatakan bahwa tidak ada pencipta, dan bahwa kehidupan ini hanya sebatas materi. Dianut pula oleh kaum filsafat yang tidak meyakini keberadaan Alloh I.

2) Meniadakannya dari Alloh I dan menetapkannya kepada yang selain Alloh I. Keyakinan ini sebagaimana yang dianut oleh Fir’aun ketika berkata: “Akulah Rabbmu yg paling tinggi.”(An-Nazi’at:24)

3) Menyekutukannya. Keyakinan ini setidaknya terdapat pada tiga aliran sesat, sebagai berikut:

1. Qadariyyah yang meyakini bahwa manusia menciptakan perbuatan mereka sendiri selain Alloh I. Berarti, menurut mereka bahwa di alam ini ada dua pencipta, yaitu Alloh I dan manusia yang menciptakan perbuatannya sendiri.

2. Majusi yang meyakini keberadaan dua pencipta, pencipta kebaikan (Ilahun Nur) dan pencipta keburukan (Ilahuzh Zhulmah). Mereka telah mengkafiri dan sekaligus menyekutukan perkara Rububiyyah.

3. Orang-orang Shufiyyah (Sufi) yang meyakini bahwa sebagian para wali yang mereka gelari dengan Al-Aqthab memiliki pengaruh atas urusan alam ini bersama Alloh I. Bahkan sebagian mereka meninggikan Rasulullah e sederajat dengan Alloh I dalam perkara Rububiyyah dari sisi memberi kemanfaatan dan menolak bahaya.

Kesimpulannya: Mentauhidkan Alloh I dalam rububiyahNya adalah mengimani keberadaan Alloh I, serta mengesakan-Nya dalam hal penciptaan, kepemilikan, dan pengaturan. Keempat perkara ini merupakan kandungan dari Tauhid Rububiyyah.

الَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِمْ وَطَرِيْقَتِهِمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إنك سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبَ الدَّعَوَاتِ.اَللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا مُنِيْبًا، وَعَمَلاً صَالِحًا زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا، وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا، وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا حَلاَلاًَ طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ. اَللَّهُمَّ أَحْيِنَا عَلَى اْلإِسْلاَمِ وَأَمِتْنَا عَلَى اْلإِيْمَانِ . رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ تسليما كثيرا, وأخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

Diringkas oleh Abu Rusydan Jaka Prasetya dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar