إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَ مِنْ سَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى
مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدّيْن. قال لله I :
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا
اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ
الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ
مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ
بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا
اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ
فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ
الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله
عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ
بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Alloh berfirman:
الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ
وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا
وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Setan
menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat
kejahatan (kikir); sedang Alloh menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan
karunia. Dan Alloh Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui” (QS. al-Baqirman:arah:
268)
د. أبو بكر
الجزائري [أيسر التفاسير]:{الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ }:يُخَوِّفُكُم
مِن الفَقْرِ لِيَمْنَعُكم مِن الإِنْفاقِ في سبيل الله .{ ويأمركم بالفحشاء } : يَدْعُوكُم
إلى ارْتِكابِ الْفَواحِشِ ومِنْها الْبُخْلِ والشُّحِّ (ومَنْعِ الزَّكاة). [معالم
التنزيل]
عبد الرحمن بن
ناصر بن السعدي [تيسير الكريم الرحمن في تفسير كلام المنان]:
{ وَاللَّهُ
يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً } لِذُنُوبِكم وتَطْهِيْرا لِعُيُوْبِكُم { فَضْلا } وإحْسَانًا
إليكم في الدنيا والآخرة، مِن الخَلَفِ الْعَاجِلِ، وانْشِراحِ الصَّدْرِ ونَعِيْمِ
الْقَلْبِ والرُّوْحِ والْقَبْرِ، وحُصُوْلِ ثَوابِها وتَوْفِيَتِها يوم القيامة،
Imam
Hasan al-Bashri menyebutkan, sekitar 90 tempat dalam al-Qur’an menegaskan bahwa
AllohI telah menetapkan
kadar rizki dan menjaminnya untuk makhluk-Nya. Dan hanya pada 1 ayat Alloh I
menyebutkan ancaman setan, “asy-syaithaanu ya’idukumul faqra”
Akan
tetapi, betapa anehnya manusia, mereka takut dengan satu kali ancaman setan
yang hobi berdusta, lalu melupakan 90 kali janji Alloh yang Maha Benar dan tak
mungkin dusta. Rasa takut manusia terhadap ancaman setan tersebut diindikasikan
dengan beberapa keadaan:
Pertama,
ketika manusia takut miskin, kekhawatirannya yang berlebihan menyebabkan
ia kurang selektif dalam mencari penghasilan. Berlaku korup, menipu, transaksi
riba, pergi ke dukun dan cara lain yang diharamkan. Seperti slogan yang populer
kita dengar “Mencari yang haram saja susah, apalagi yang halal!” Ia lupa bahwa
justru dengan mencukupkan yang halal niscaya rezki menjadi mudah. Sebaliknya,
perbuatan dosa menjadi penghalang datangnya rezki atau menghilangkan
keberkahannya. Nabi e
bersabda, إنَّ الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ
بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ [Ahmad, Ibnu Majah,
al-Hakim]
“Sesungguhnya
seseorang bisa terhalang dari rezki dikarenakan dosa yang ia perbuat”
Jikalau
pun seseorang mendapatkan rezki dengan kemaksiatan, keberkahan akan dicabut.
Harta tak membuat hidupnya bahagia, bahkan menjerumuskan ia ke dalam
penderitaan dan kesengsaraan yang datang tak terkira. Belum lagi efek
tertampiknya doa, tertolaknya amal shalih dan hisab yang berat di akhirat.
Kedua, ketika
seseorang mengkhawatirkan dirinya fakir, lalu ia tenggelam dengan kesibukan
mencari penghasilan, hingga menelantarkan kewajiban dan ketaatan kepada Alloh I. Ketika
itu, berarti ia telah mentaati setan dan mempercayai ancaman setan. Padahal,
karakter setan itu ‘kadzuub’, pendusta. Berapa banyak dari kita yang
menghabiskan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memikirkan dan memburu harta.
Di hari-hari biasa mereka sibuk belajar ilmu duniawi, yang lain lagi hanya
fokus dengan bisnis duniawi, sementara hari libur dipergunakan untuk rekreasi. Lantas kapan mereka
sempatkan belajar ilmu syar’i, kapan pula mereka pikirkan nasib ukhrawi. Apakah
masuk akal ketika seseorang menyiapkan bekal untuk hidup selama 60 atau 70
tahun dengan bekerja seharian, namun mereka siapkan bekal untuk akhirat yang
lamanya tak berujung justru hanya dengan waktu dan tenaga sisa?
Padahal,
rizki itu mutlak dalam kekuasaan Alloh I. Dia
memberi atau menahan rejeki bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya dan mencegah
siapapun yang Dia kehendaki. Meski dengan ‘cash flow’ yang meyakinkan, rencana
yang jitu, peluang yang menjanjikan, tetap saja Alloh yang menjadi Penentu,
أَمْ مَنْ هَذَا
الَّذِي يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُ بَلْ لَجُّوا فِي عُتُوٍّ وَنُفُورٍ
“Atau siapakah dia yang memberi kamu
rezeki jika Alloh menahan rezeki-Nya? Sebenarnya mereka terus menerus dalam
kesombongan dan menjauhkan diri?” (QS. al-Mulk: 21)
Bagaimana
seseorang akan mendapatkan bagian cukup dari karunia-Nya, sementara ia
berpaling dari ketaatan kepada-Nya? Logika yang sehat justru menunjukkan, bahwa
dengan amal shalih, menjalankan ketaatan, menjauhi maksiat dan mendatangkan
keridhaan Alloh akan mengundang hadirnya kemurahan Alloh. Abu Hurairah
meriwayatkan dari Nabi e, bahwa
beliau bersabda,
إِنَّ اللَّهَ
تَعَالَى يَقُولُ يَا ابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِى أَمْلأْ صَدْرَكَ غِنًى،
وَأَسُدَّ فَقْرَكَ، وَإِلاَّ تَفْعَلْ مَلأْتُ يَدَيْكَ شُغْلاً وَلَمْ أَسُدَّ
فَقْرَكَ
“Wahai Anak Adam, luangkanlah olehmu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku
akan penuhi dadamu dengan kekayaan, dan aku tutup kefakiranmu. Jika
tidak, niscaya Aku akan penuhi tanganmu dengan kesibukan, dan tidak Aku tutup
kefakiranmu.” (Tirmidzi, “shahih”)
Tanda
ketiga bahwa seseorang telah terkena hasutan setan
yang menakut-nakuti dengan kefakiran adalah tatkala manusia bakhil dan enggan
berbagi. Yakni setan menakut-nakutimu dengan membisikkan, “Jika kamu
menginfakkan hartamu, kamu akan menjadi fakir” dan menyuruhmu berbuat fahsya’
yakni bakhil. Muqatil dan al-Kulabi mengatakan كُلُّ
الْفَحْشَاء فِي القرآن فَهُوَ الزنا إلا هذا
“Semua
kata fahsya’ dalam al-Qur’an maknanya adalah zina kecuali pada ayat ini, makna
fahsya’ di sini adalah bakhil.”
بَارَكَ
اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ
بِسُنَّةِ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ، إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
الحمد لله على فَضْلِهِ وإحْسَانِه، وأَشْكُرُهُ
على تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك لَهُ تَعْظِيْماً
لِشَأْنِه، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، صَلى الله عليه وعلى آله وأصحابه، وسلم
تسليماً كثيراً، أما بعد
Orang
yang termakan oleh hasutan setan, pada akhirnya hanya mengenal hitungan
matematis belaka. Bahwa uang akan berkurang nilainya ketika sebagian
disedekahkan. Harta juga akan berkurang kadarnya jika dizakatkan sebagiannya.
Mereka lupa bahwa harta yang di tangan mereka adalah pemberian dari Alloh. Dan Alloh
menghendaki penambahan nikmat itu dengan cara sedekah, dan tercabutnya nikmat
itu dengan maksiat dan menolak sedekah. Bahkan setiap datang pagi hari, dua malaikat
turun untuk berdoa. Satu malaikat berdoa,
اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا
“Ya Alloh
berilah ganti (yang lebih baik) bagi yang bersedekah” (HR Bukhari)
Sedangkan
malaikat satunya berdoa, اللَّهُمَّ أَعْطِ
مُمْسِكًا تَلَفًا
“Ya Alloh,
berilah kebangkrutan bagi orang yang menahan sedekah.” (HR Bukhari)
Lantas
dimanakah letak cerdasnya akal bagi orang yang memilih doa kebangkrutan?
Dimanakah pula keimanan seseorang yang lebih percaya satu kali janji setan
pendusta ketimbang 90 kali janji Ar-Rahman? Adapun seorang mukmin, sepenuhnya
yakin meski diingatkan dengan satu ayat saja,
وَاللَّهُ
يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Sedang Alloh menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan
karunia. Dan Alloh Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS.
al-Baqarah: 268)
الَّلهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ
أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِمْ وَطَرِيْقَتِهِمْ إِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا، وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إنك سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعَوَاتِ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ
هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا،
وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ
زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ
شَرٍّ.
اَللَّهُمَّ حَبَّبْ
إِلَيْنَا اْلإِيْمَان ، وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا ،وَكَرِّهْ إِلَيْنَا
الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَان، وَاجْعَلْنَا مِنَ الَّراشِدِيْن.
اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الْأُمُوْرِ
كُلِّهَا، وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الأَخِرَةِ. اللَّهُمَّ
أَحْيِنَا مُؤْمِنِيْنَ طَائِعِيْنَ, وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَ تَائِبِيْنَ. رَبَّنَا
هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ
سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا
رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى
اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ تسليما كثيرا, وأخر
دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Tidak ada komentar:
Posting Komentar